Alur Cerita Komik Lokal Indonesia yang Punya Kualitas Mirip Marvel

 




Kalau ngomongin komik pasti engga ada habisnya, dari komik populer asal Jepang yaitu manga sampai komik western barat. 

Banyak banget tokoh-tokoh fiktif yang berhasil membawa pembaca ikut terjun ke dalam ceritanya yang seru-seru bahkan bisa memacu emosional juga! 

Itulah yang membuat komik menjadi hiburan yang tak akan bisa tergantikan sepanjang waktu.

Tak sedikit komik asal Indonesia atau kita sebut komik lokal punya kualitas yang engga main-main bahkan mampu bersaing dengan studio-studio luar kayak Marvel contohnya. 

Para pembaca komik atau manga pastinya udah sering melihat komik-komik lokal populer, kayak Si Juki, Gundala, dan banyak lagi komik lokal lainnya. 

Nah, pasti kamu belum tahu ternyata Indonesia juga punya komik yang kerenn abiss. Yuk kita kepoin salah satu komik lokal yang baru aja rilis asal Indonesia namanya Volter Stein.

Dari namanya kita pasti kaget dan engga menduga kalau Volter Stein itu salah satu komik lokal lho! woahh keren banget! pastinya komik ini dibuat oleh teman-teman kita yang kreatif asal Indonesia dan ceritanya juga mirip banget sama cerita Marvel. 

Walaupun mimin disini mau review tapi jujur mimin takjub sama ceritanya yang unik dan khas banget. 



Perpaduan alur anti-mainstream dan heroes story menjadi kesamaan alur cerita Marvel yang terkenal dengan cerita-cerita fiksi bergenre superhero yang mampu menyampaikan efek-efek CG yang memikau kepada penontonnya. 

Volter Stein yang dibangun dengan perpaduan referensi para kreator mulai dari Astro Boy, Frakenstein, Zootopia, The Day After Tommorow, BoBoiBoy, Ejen Ali, Avengers, dan banyak lagi referensi yang menjadi awal Volter Stein terbentuk. 

Kreator memastikan cerita yang dibangun semuanya berdasarkan imajinasi sehingga tidak terkekang pada suatu aturan, budaya, adat tertentu namun walaupun begitu kreator tetap menjunjung tinggi bahasa dan beberapa kebiasaan khas masyarakat Indonesia sebagai bentuk penghargaan kepada negara.




Selain itu, pengalaman nyata sang kreator turut menjadi paduan unsur-unsur cerita yang menambah kekuatan di dalam ceritanya itu sendiri. 

Seperti tokoh utama yaitu Arlo yang sudah ditinggalkan ibunya sejak masih kecil terinsipirasi dari kehidupan kreatornya itu sendiri. 

Hal ini menjadi sesuatu yang lumrah dalam pembuatan konten kreatif baik komik, ilustrasi, lukisan yang memiliki ikatan emosional kuat dengan kreatornya dan tergambar secara tidak langsung di dalam karyanya. 

Para penikmat karya kreatif yang mampu melihat arti dibalik setiap hasil kerja keras kreator merupakan penikmat yang memahami dan menyadari kesamaan emosi dan perasaan yang dialami di dalam kehidupannya. 

Setiap kreator tentu memiliki keunikan tersendiri dan punya segmen khas dari masyarakat, seperti pada Volter Stein ini.

Nama yang menggunakan campuran bahasa Inggris dan berisi style art manga dengan paduan cerita imajinatif yang dibuat oleh anak-anak Indonesia yang seringkali dicemooh oleh pemerintahnya sendiri karena tidak mengandung budaya dan adat yang mereka inginkan. 

Para kreator memiliki alasan tersendiri mengapa budaya dan adat tidak benar-benar ditonjolkan di dalam hasil karya imajinasinya. 

Bagi beberapa kreator mungkin budaya dan adat menjadi salah satu hal yang menarik untuk ditonjolkan dalam sebuah karya namun bagi kreator lain itu belum tentu menarik karena imajinasi tidak dapat dibatasi oleh ruang maupun waktu. 

Cerita Marvel pun dibuat seperti itu dengan mengutamakan imajinasi kreatornya sehingga konten yang disajikan dapat benar-benar berkembang melampaui realita yang ada. 

Kalian wajib baca komiknya selain buat menghibur diri juga kita mendukung karya-karya anak bangsa untuk berkembang #LocalPride

Dapatkan di Anindosta Official Store





-Anindosta Services and Connection Squad-