Cara Ampuh Melawan Perilaku Bullying versi Arlo dikomik Volter Stein!

 


Pastinya kita sering mendengar adanya pembullyian yang biasanya dilakukan antar anak-anak sekolah, baik SD, SMP, maupun SMA. 

Tak jarang perilaku pembullyian ini masih ditemukan dijenjang pendidikan atas yaitu perkuliahan yang menyebabkan korban menjadi depresi hingga berujung bunuh diri. 

Sedikit ditemukan korban bullying melakukan perlawanan saat menghadapi tindakan tersebut karena pelaku umumnya mengajak teman-temannya, sehingga ia tidak sendirian melakukannya. 

Nah, buat kamu yang melihat tindakan bullying jangan hanya diam apalagi menonton atau merekamnya saja tapi juga harus melakukan tindakan pada saat itu. 

Pada komik Volter Stein, ada beberapa cara yang dilakukan Arlo saat melihat temannya sedang dibully yang bisa kamu coba. 

ARTIKEL TERKAIT: Krisis Iklim dan 'Perang' Jadi Awal Masalah di Komik Volter Stein


1. Menegur Pelaku Pembullyian dengan Memberi Nasihat




Saat kamu mendapati ada temanmu yang sedang dibully atau siapapun itu, kamu harus berani menegur tapi dengan cara yang dapat dipahami oleh pelaku. 

Umumnya pelaku melakukan itu untuk tujuan mencari perhatian atau agar ditakuti teman-temannya, nah kamu bisa menegur pelaku tersebut dengan strategi yang jitu, seperti memberitahu pelaku bahwa korban merupakan anak polisi atau anak tentara sehingga membuat pelaku ketakutan. 

Tapi harus kamu pastikan bahwa tidak ada yang tahu mengenai latar belakang korban tersebut, sehingga dapat dengan mudah kamu terapkan trik ini. 

Jika tidak berhasil, kamu bisa terapkan cara yang berikut ini,

2. Melawan Pelaku Pembullyan



Jika kamu merasa pelaku pembullyan itu dapat kamu kalahkan dengan kekuatan fisik dan tidak membawa teman-teman yang banyak, kamu dapat dengan berani melawan mereka. 

Ingat, cara ini hanya dapat kamu lakukan jika kamu memiliki fisik yang kuat. 

Cara ini juga dilakukan jika kamu tidak dapat menemukan alternatif lain yang bisa menyelamatkan korban pembullyan tepat pada saat itu juga. 

Biasanya kekuatan fisik dapat membuat pelaku pembullyan kapok dan tidak mengulangi perbuatannya. 

Kamu juga harus menguasai berbagai teknik bela diri yang mumpuni, seperti ikut Taekwondo, Karate, Tinju, dan sebagainya yang membuat kamu memiliki kemampuan untuk melawan.

ARTIKEL TERKAIT: Jagoan Berkekuatan Listrik "Volter Stein" Jadi Solusi Masalah Dunia Saat Ini, Benarkah?


Cara ini juga harus diterapkan jika kamu menjadi salah satu korban pembullyan tersebut, hal ini semata-mata untuk menyelamatkan diri dan memberi sanksi sosial secara langsung kepada pelaku.

Namun, saat kamu melihat tidak ada kemungkinan untuk melawan karena pelaku membawa teman-temannya, itu bukan salah kamu. 

Kamu bisa diam-diam merekam sebagai bukti dan melaporkannya kepada pihak berwajib atau pihak sekolah. 

Korban bullying biasanya kerap menyembunyikannya hingga menjadi depresi bahkan bunuh diri, jadi jika kamu mengetahui perilaku bullying tersebut, jangan takut dan berani melakukan sesuatu karena korban bullying tentunya sangat tertekan.

Bagaimana jika Cyberbullying? Fenomena bullying di zaman digital, ngerii!!




Buat kamu yang belum tahu tentang Cyberbullying, ini adalah praktik bullying yang kerap kali dilakukan di media sosial, seperti: Facebook, Instagram, Whatsapp, dll. 

Umumnya pelaku melakukan bullying bisa karena perbedaan pendapat saat berkomentar, perbedaan pemikiran, fisik atau keterbatasan yang membuat pelaku berani melakukan bullying di media sosial.

Pelaku bisa melakukan bullying dengan cara meneror media sosial kamu dengan mengirim pesan, berkomentar negatif di postingan media sosial kamu, hingga sampai mereport atau melaporkan akun media sosial kamu dengan sebab yang tidak jelas. 

Perilaku di dunia maya seperti ini memang tidak bisa dibendung, mengingat semua orang dapat mengakses bahkan setiap orang dapat memiliki banyak akun media sosial.

Satu-satunya cara agar mencegah kamu aman dari serangan tersebut ialah tidak mengumbar informasi pribadi, seperti nomor telepon, alamat rumah, email untuk mengantisipasi terjadinya bullying. 

ARTIKEL TERKAIT: 3 Fakta Menarik yang Bikin Merinding tentang Komik Volter Stein! FUSI NUKLIR

Fenomena ini berkaitan erat dengan Cancel Culture, jika seseorang memiliki pandangan atau sikap pada kebanyakan orang maka orang tersebut akan dipandang buruk. 

Tidak hanya itu, Cancel Culture lebih parah dari perilaku bullying hingga menyebarkan informasi atau aib yang negatif agar orang lain ikut mendukung gerakan Cancel Culture yang dilakukannya terhadap seseorang tersebut.

Namun, Cancel Culture biasanya terjadi pada public figure atau seseorang yang memiliki pengaruh besar, seperti: artis, tokoh masyarakat, penyanyi, tokoh besar, dll yang mempunyai pengikut puluhan ribu orang.

Jika kamu menjadi korban dari bullying atau cancel culture ini, kamu dapat melakukan pembatasan aktivitas media sosial dari jangkauan publik, seperti melakukan private media sosial, melakukan filter komentar hanya untuk orang yang kamu ikuti, melakukan klarifikasi masalah, hingga mengurangi penggunaan media sosial. 

Jika sudah terjadi pengancaman yang membahayakan nyawa kamu dan keluarga, segera laporkan pada pihak berwajib agar dapat ditindak lanjuti oleh unit Cyber pihak kepolisian.